Selasa, 12 Maret 2019

Misterius Lawang Sewu

Misteri Dunia-Awalnya, gedung bersejarah ini merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Lawang Sewu terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein. Tepatnya di pertemuan antara Jl. Pandanaran dan Jl. Pemuda. Saat pertama kali dibangun, Lawang Sewu hanya terdiri dari bangunan percetakan dan bangunan penjaga, baru kemudian pembangunan ruangan lain berlanjut pada 1916 hingga 1918.

Walaupun populer dengan sebutan Lawang Sewu yang artinya seribu pintu, ternyata gedung tua ini hanya memiliki 429 lubang pintu. Uniknya, satu lubang pintu bisa memiliki dua hingga empat daun pintu, sehingga total daun pintunya mencapai lebih dari 1.200. Kemegahan arsitektur gedung ini ternyata berasal besutan karya arsitek dari Eropa. Tak hanya itu, ternyata bahan bangunannya pun dikirim langsung dari Eropa.

Saat kependudukan Jepang, fungsi Lawang Sewu yang semula merupakan kantor berubah fungsi menjadi penjara para tawanan Jepang. Nah, dari sinilah berbagai kisah mistis Lawang Sewu dimulai. Walaupun tak ada bukti otentik seputar kisah-kisah angker di Lawang Sewu, tapi beberapa ruangan memang menghadirkan kesan suram. Konon, spot yang terkenal paling angker di bangunan tua ini adalah sumur tua, penjara jongkok, penjara berdiri, ruang penyiksaan, dan lorong-lorongnya.

Sumur tua yang terletak di halaman gedung Lawang Sewu ini selalu dikunci dan tak pernah dibuka lagi. Namun menurut cerita, dari dalam sumur kadang terdengar suara teriak kesakitan, ketakutan, hingga tangisan menyayat hati. Ruangan penjara berdiri dan jongkok, masing-masing memiliki kisah misterinya sendiri.

Dinamakan sebagai penjara berdiri karena konon dulu para tahanan dijejalkan ke ruangan tersebut dalam posisi berdiri sehingga akhirnya banyak yang meninggal di tempat. Penjara jongkok juga serupa, hanya saja di ruangan ini tahanan Jepang dipaksa masuk ke ruang tahanan yang sangat sempit. Saking sempitnya, para tahanan tak bisa berdiri di ruangan yang hanya setinggi 1,5 meter ini dan terpaksa berjongkok hingga tewas.

Begitu identiknya Lawang Sewu dengan kisah tragis dan angker, membuat banyak orang berpikir ulang untuk menyambangi gedung ini. Nyatanya, sejak 2010, Lawang Sewu direnovasi untuk dijadikan cagar budaya. Dilakukan secara bertahap, kini Lawang Sewu yang dulunya suram dan menyeramkan berganti wajah menjadi megah di siang hari dan cantik di malam hari.

SHARE THIS

0 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.