Misteri Dunia -Akibat perbuatan iseng bisa saja mendatangkan bencana. Karena itu, jangan sekali-kali melakukan hal-hal yang memang bisa mendatangkan petaka. Misalnya bila ada larangan mendekati tempat atau benda tertentu, sebaiknya untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan mending mencari amannya saja dengan tidak mengganggu atau mengusiknya.
Bukan apa-apa, ada kalanya larangan tersebut menjadi kenyataan. Jika menjadi kenyataaan ini yang bikin repot dan mungkin akan menyesal kemudian
erbuatan iseng seperti di atas pernah dialami oleh Tarjo, seorang yang hobi melakukan kegiatan hiking ke berbagai tempat. Meski begitu, pemuda tanggung ini sangat terkenal sering iseng, nakal, meski dia pun sangat terobsesi untuk menjadi seorang pendaki gunung yang handal.
Sayangnya, jiwa seorang pendaki gunung sejati yang mestinya dijunjung tinggi malah sering diabaikan. Digantikan oleh sikap serba nyeleneh dan suka iseng yang terkadang membahayakan jiwanya sendiri.
Suatu ketkia bersama 3 orang temannya, Tarjo bermaksud mendaki sebuah gunung yang terletak daerah Cirebon, Jawa Barat. Semua hal menurutnya telah dipersiapkan dengan baik guna kelancaran pendakian itu.
Singkat cerita, tiba di lokasi mereka langsung menuju desa terdekat. Sebelumnya mereka sempat ngobroI dengan beberapa orang tua di desa tersebut. Dari obrolan singkat itu pada dasarnya para tetua desa setempat berpesan dengan sangat hati-hati, agar selama perjalanan mereka tidak melakukan tindakan yang sembrono.
Apalagi waktu itu rombongan Tarjo tetap nekad ingin mendaki meski tidak ada seorang pemandu pun yang hafal seluk-beluk gunung itu.
“Tanpa adanya seorang pemandu, saya khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap kalian,” cetus Mbah Jalim, salah seorang tetua di desa itu.
“Ah, percayalah, Mbah! Kami pasti bisa menjaga diri, sebab kami sudah terbiasa mendaki gunung,” ujar Tarjo seraya mengunyah permen karet.
Karena terus memaksa, Mbah Jalim akhirnya tak bisa menghalangi lagi. Namun, Ia mengharapkan agar Tarjo dan kawan-kawan selama mendaki hendaknya menghindari hal-hal yang ditabukan penduduk setempat, termasuk mendekati sebuah lokasi tempat pesugihan. Apalagi hal ini dilakukan jika tanpa dibarengi juru kunci tempat keramat itu.
Tolong, Mbah harap yang satu ini kalian ingat benar dan jangan sekali-kali mencoba melanggarnya,” tegas Mbah Jalim, berpesan. Tarjo dan kawan-kawan berjanji menuruti nasehat orang-orang tersebut.
Menjelang sore hari, mereka bergerak meninggalkan desa itu. Setelah beberapa ama, akhirnya mereka sampai juga di puncak gunung. Usai menginap 2 hari di puncak mereka kemudian memutuskan turun kembali.
Seperti biasa perjalanan berjalan dengan lancar. Masalah yang sekarang dihadapi adalah semakin menipisnya makanan. Diperkirakan bekal makanan hanya cukup untuk waktu setengah perjalanan saja.
Tarjo dan kawan-kawannya kelihatan panik dengan situasi tersebut. Tapi Tarjo, sebagai pemimpin kelompok anak muda itu masih tetap berlagak tidak panik. Ia mencoba tetap tenang walaupun hatinya juga cemas.
“Bagaimana kalau kita mempercepat perjalanan agar cepat sampai?” usul Tarjo.
“Bagaimana caranya, Jo?” tanya Deni, salah seorang anggota rembongan..
Tarjo berpikir sejenak. “Aku tahu caranya. Ayo kita lakukan saja!” lanjutnya Lalu setengah memaksa ia meminta rombongan segera mengikutinya. Teman-temannya tidak bisa menolak. Mereka terpaksa mengikuti kemauan Tarjo.
Namun, di luar dugaan ternyata keputusan itu cukup fatal, sebab Tarjo mencoba memotong jalan pintas dengan mengabaikan rute yang tak biasa dilewati oleh para pendaki.
Akibatnya cukup merugikan juga. Beberapa anggota rombongan cidera akibat jatuh dan terjerat akar pohon.
Karena sudah tidak kuat lagi melangkah, mereka semua akhirnya memutuskan berhenti.Setelah beberapa lama berhenti, Tarjo mencoba bangkit berdiri karena ingin buang air kecil. Tanpa memperhatikan situasi dan kondisi, entah disengaja atau tidak kencingnya mengenai sebuah lubang kecil dan air seninya masuk ke dalam lubang itu.
Sesaat kemudian setelah kencing, ia pun menemukan sebuah lubang besar yang ternyata adalah sebuah goa. Selidik
punya selidik, setelah masuk ke dalamnya ternyata ada sejumlah sesajen yang belum lama dan masih segar-segar.Karena rasa lapar yang demikian hebat, dengan tanpa pikir panjang, Tarjo menyantap hidangan sesajen itu.
Ada bekakak ayam dengan nasinya, juga ada beberapa jenis juwadah dan buah-buahan. Sebagian lagi makanan itu dibagikan kepada teman-temanya.
“Gila kamu, Jo! ini kan sesajen,” sergah Deni yang agak ragu-ragu menyantap makanan itu.
“Ah, sudahlah, peduli setan! Yang penting kita tidak kelaparan,” ujar Tarjo sambil menyobek paha ayam panggang. Mendengar perkataan Tarjo, teman-temannya pun segera menyantap makanan itu.
Usal menikmati hidangan sesajen itu, mereka kembali punya tenaga baru untuk melanjutkan perjalanan. Tapi, baru beberapa langkah mereka berjalan, entah dari mana asalnya tiba-tiba ada seekor ular besar menghalangi jalan mereka.
Mulut ular itu sedang menganga lebar seperti siap menyerang. Antara kaget dan takut, mata Tarjo tertuju pada sebuah batu besar.
Dengan segera Ia mengambil batu tersebut dan melemparkannya ke arah ular itu. Lemparan batu tepat mengenai kepala si ular. Tapi anehnya, seketika itu pula wujud ular itu hilang dari pandangan mata.
Berbarengan dengan itu mengepullah asap putih dari bekas jejak ular itu. Tarjo dan kawan-kawan sangat kaget menyaksikan hal itu.
Namun Tarjo berusaha menutupinya dengan berkata, “Tidak perlu takut semuanya akan baik-baik saja!”
Saat itu, memang tidak terjadi apa-apa lagi. Mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan lancar.
Menjelang sore hari mereka tiba di desa terdekat. Tapi sialnya, malam harinya Tarjo dan keempat temannya mengalami sakit panas dan demam hebat.
Yang tenlihat sangat parah adalah Tarjo. Ia saat itu juga mengalami mimpi buruk yang sangat menakutkan. Dalam mimpiniya ia serasa dikejar-kejar makhluk raksasa yang sangat menyeramkan.
Dengan kepala besar, mata besar menonjol keluar berwarna merah juga gigi bertaring, makhluk itu seperti ingin menerkamnya.
Badan makhluk itu lebih dari 15 meter dan berbulu lebat. Raksasa itu terlihat kepalanya terluka parah namun ia tetap mengejar kemanapun Tarjo pergi.
Dalam suatu kesempatan raksasa yang kemudian wujudnya bisa berubah menjadi ular itu berhasil mematuk bagian tubuh Tarjo yang paling vital yakni kelaminnya. Tarjo menjerit histeris, ía bangun dengan keringat mengucur deras.
Apa yang dialami Tarjo ternyata sewaktu mimpi ternyata menjelma menjadi kenyataan. Yang pasti, ketika ia bangun ia merasakan bagian kemaluannya ada yang berubah. Benar saja! Ketika diraba terasa membesar dan sangat sakit.
Besarnya itu bahkan melebihi orang yang sedang sakit hernia. Tarjo menangis sejadi-jadinya mengalami hal tersebut. Bukan semata karena rasa sakit, tapi Ia takut dengan kelaminnya yang berubal sangat besar.
Atas saran seorang warga, kemudian dipanggillah seorang dukun sekaligus kuncen gunung tersebut. Setelah hanya diobati dengan segelas air putih sakit mereka berangsur sembuh. Tarjo yang membesar kelaminnya pun sembuh.
Akhirnya, Tarjo dan keempat kawannya kembali normal seperti biasanya. Menurut orang tersebut, Tarjo telah berbuat lancang dengan memakan hidangan sesajen dan mengencingi sebuah lubang di gua pesugihan gunung tersebut.
Karena itu makhluk gaib penunggunya yang berwujud siluman ular marah dan menghukum Tarjo Cs. dengan caranya sendiri.
0 komentar:
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.