Jenazah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas (19), salah satu korban tewas dalam insiden kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua tiba di rumah duka, Kamis (10/5/018) pukul 02.45 WIB.
|
Misteri Dunia - Jenazah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas (19), salah satu korban tewas dalam insiden kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua tiba di rumah duka, Kamis (10/5/018) pukul 02.45 WIB.
Jenazah tiba di rumah duka Dusun Kebayeman RT 2 RW 2 Desa Kamulyan, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, Jawa Tengah dengan diantar oleh mobil ambulan RS Polri.
Dari pantauan di lokasi, kedatangan jenazah langsung disambut isak tangis dari keluarga dan kerabat.
Salah satu paman korban, Iswandi (40) mengatakan, jenazah rencananya akan dimakamkan di TPU setempat Kamis pukul 09.00
"Rencanya dimakamkan di TPU Kebayeman, di dekat makam kakek nenek buyutnya," katanya.
Setibanya di dalam rumah duka, petugas kepolisian langsung menutup gerbang mencegah para wartawan masuk.
Petugas hanya memperbolehkan keluarga, kerbat, dan tetangga sekitar untuk membawa peti.
Salah satu tetangga korban, Pangat (55) mengungkapkan, keluarga sempat meminta kain kafan yang membungkus jenazah dibuka untuk melihat terakhir kali wajah Wahyu.
Namun, lanjut Pangat, petugas kepolisian yang berjaga di rumah korban melarang hal tersebut.
"Sudah disuceni (dimandikan), keluarga mau buka kain kafan juga tidak boleh sama polisi," ujarnya.
Sementara itu, Wartakotalive memberitakan, Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto memberikan penjelasan Terkait hasil identifikasi terhadap lima korban kericuhan di Mako Brimob Kelapa Dua yang diserang oleh narapidana.
Dalam penjelasan yang dirinci oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Iqbal, mayoritas luka yang dialami oleh korban adalah luka tembak dan luka tusuk yang dalam.
"Yang jelas dari 5 rekan-rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam," jelas Iqbal kepada awak media, Rabu (9/5/2018).
Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan. Juga ada luka di dada kanan.
"Mayoritas rekan-rekan kami yang gugur luka pada sekujur tubuh, paha, lengan, jari akibat senjata tajam," tambahnya.
Dalam rilis yang diterima awak media berbagai cara sadis dilakukan oleh para narapidana untuk menghabiskan nyawa petugas kepolisian yang disandera.
"Semua luka yang sebabkan kematian dilakukan dari jarak dekat atau karena dalam kondisi korban tidak bisa melawan," demikian tulis rilis tersebut.
0 komentar:
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.